Di sela-sela kesibukannya menerima tamu dari sejumlah negara pada acara Wireless Enterprise Symposium (WES) 2009 di Orlando, Florida, Amerika Serikat, awal Mei 2009, akhirnya Mike Lazaridis, sang pendiri BlackBerry, bisa meluangkan waktu untuk Kompas. ”Apa yang bisa saya sampaikan? Saya mulai saja dengan kondisi BlackBerry kini,” katanya.
Tak seperti yang dibayangkan sebelumnya, dari alotnya mengatur jadwal dengan pihak perwakilan BlackBerry, sosok Lazaridis terlihat kalem, rendah hati, dan apa adanya. Wawancara digelar di sebuah hotel di Orlando.
Tak ada pengawal, tak ada pendamping atau yang berada di sekitarnya. Salah satu orang paling berpengaruh di dunia versi majalah Time tahun 2005 itu tampil layaknya orang biasa.
Bersahaja, tetapi justru wibawa sebagai inventor penting dekade ini makin terpancar. Pagi itu, Lazaridis melayani wawancara sambil sarapan sandwich. ”Upps...,” sergahnya saat sandwich yang dipegangnya jatuh ke lantai. Dengan santai, Presiden dan Co-Chief Executive Officer and Director Research In Motion (RIM) ini memungutnya kembali.
Dia membuka dialog dengan angka-angka. ”Saat ini jumlah subscriber BlackBerry ada 25 juta orang,” katanya sambil menyodorkan buku Life on BlackBerry, RIM 2009 Annual Report.
”Ini laporan terbaru,” katanya. Doktor bidang engineering yang tak menamatkan kuliah ini tak hanya mengawal RIM dari sisi teknologi. Dia juga menguasai manajemen, pemasaran, dan strategi invasi produk ke penjuru dunia.
Poin terakhir itulah yang menciptakan fenomena baru dunia: masyarakat di 160 negara yang gandrung dengan cara baru berkomunikasi dan berkirim data. Dialah yang bertanggung jawab atas mewabahnya ”virus” teknologi dan gaya hidup itu.
Menurut peringkat Milward Brown Top 100 Most Powerfull Brands, BlackBerry urutan ke-51 dunia dan disebut sebagai yang tercepat pertumbuhannya dengan angka kenaikan 390 persen.
Pentingnya riset
Dengan kondisi global yang lesu, tahun 2009 RIM telah mengirim 26 juta BlackBerry ke sejumlah negara. Januari 2009, BlackBerry sudah membuat perangkat BlackBerry ke-50 juta. ”Pendapatan RIM tahun fiskal 2009 naik 84 persen dari 6 miliar dollar AS menjadi 11 miliar dollar AS,” ujarnya.
Tahun 2009, BlackBerry mendapat penghargaan GSMA Chairman’s Award untuk kategori pionir bidang wireless. Di tengah stagnannya penemuan baru, bisa dibilang Lazaridis mendominasi sebagai inventor pada dekade ini.
Lazaridis menyadari, kesuksesan RIM merupakan dampak dari ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, dia yakin ilmu pengetahuan yang didorong universitas bisa diharapkan membawa perubahan.
Dukungannya terhadap dunia penelitian tak tanggung-tanggung. Pada Oktober 2000 dia mendirikan Perimeter Institute for Theoretical Physics dengan dana 100 juta dollar AS yang diambil dari kantong pribadinya.
April 2004, bersama istrinya dia mendonasikan 33,3 juta dollar AS untuk Institute for Quantum Computing di University of Waterloo. Mei 2005, dia memberi tambahan lagi 17,2 juta dollar AS untuk membangun gedung Institute for Quantum Computing dan Waterloo Institute for Nanotechnology.
Lazaridis tak hanya penemu BlackBerry. Sekitar 50 hak paten miliknya berkisar pada wireless dan sistem display industri. DigiSync, pembaca barcode untuk industri film, ternyata juga di bawah hak paten dia, yang membuatnya mendapatkan penghargaan Emmy dan Academy Award tahun 1999.
Sejarah
Lazaridis bukan asli Kanada. Dia lahir 14 Maret 1961 di Istanbul, Turki. Kedua orangtuanya yang berasal dari Yunani membawa Lazaridis ke Kanada saat usianya lima tahun.
Tahun 1966 Lazaridis tinggal di Windsor, Ontario. Bakatnya mulai tampak sejak dia bersekolah di Windsor. Kutu buku ini menghabiskan banyak waktunya di perpustakaan.
Umur 12 tahun dia mendapat penghargaan Windsor Public Library karena telah melahap semua buku ilmu pengetahuan di perpustakaan itu. Di SMA, minat terhadap elektronik terfasilitasi karena bertemu dengan guru-guru hebat. Dalam setiap wawancara dia selalu merujuk pada guru-guru SMA yang menjadi motivator paling baik.
Tahun 1979 dia memutuskan kuliah di University of Waterloo jurusan Electrical Engineering bidang ilmu komputer. Saat menjadi mahasiswa, dia mendapat kontrak 500.000 dollar dari General Motors (GM) untuk membangun display kontrol jaringan komputer.
Dari dana kontrak dengan GM itu, ditambah pinjaman 15.000 dollar dari orangtuanya, Lazaridis yang masih mahasiswa mendirikan RIM. Dia keluar dari universitas dua bulan sebelum lulus.
RIM bergerak di bidang teknologi barcode untuk film. Lambat laun, RIM merambah ke wireless dan tahun 1999 memperkenalkan BlackBerry.
Walau akhirnya drop out dari universitas, berkat dedikasinya, pada Oktober 2001 dia meraih penghargaan Doctor of Engineering dari University of Waterloo. Pada Juni 2003 ia bahkan ditunjuk menjadi chancellor kedelapan universitas itu.
BlackBerry unik karena punya sistem sendiri dalam mengelola e-mail, terutama teknologi server yang tak dimiliki perusahaan lain. Di saat produsen telepon genggam lainnya puas dengan memanfaatkan sistem yang sudah ada, Lazaridis berpikir lain. ”Kami sangat hati-hati dalam mengembangkan perangkat ini. BlackBerry punya sistem yang unik, inilah yang membuat layanan kami akan unggul di mata konsumen,” katanya.
Dia yakin, ke depannya kebutuhan akan transmisi data makin tinggi dan wireless akan menjadi solusi. ”Kami menggabungkan fungsi perangkat bergerak dengan fungsi komputer,” katanya.
Apakah BlackBerry akan menggantikan komputer desktop atau laptop? Apakah BlackBerry juga punya ambisi mengambil alih sistem telekomunikasi GSM yang populer saat ini?
”Tidak, kami juga terlibat dalam pengembangan teknologi lain,” katanya. Teknologi GSM, misalnya, jaringannya masih bisa kita manfaatkan dengan berbagai pengembangan riset.
Di balik ambisi membuat BlackBerry mewabah, Lazaridis tetap lari ke dunia riset, mengembangkan berbagai kemungkinan teknologi yang tersedia. Jadi, tak harus menjadi dominan dan membunuh yang lain jika ingin sukses.
Domble Sedang Offline Reply With Quote